Rabu, 17 Maret 2010

HELP ME....KULITKU GOSONG!!!


Hampir dua minggu lebih aku pulang kampung ke Banyuwangi. Seperti kebanyakan orang yang pulang kampung, jelas silaturhami semakin dieratkan alias kluyuran. Hehehehehe…….apalagi kalo nggak ditemeni suami. Hei….tapi ini kluyuran beneran lo ya. Jangan berpikir macem-macem tentangku yang kluyuran tanpa suami.
Otomatis…..tanpa suami aku kembali ke basic Hiks……tanpa make up, tanpa perlindungan kulit, dan tanpa baju rapi. Maklumlah, selama di Jakarta sedikit jaim. Keluar sedikit pake alas bedak plus dekoratif. Belum lagi pake baju rapi plus sepatu hak tingi yang menurutku full ribet belum lagi suami yang suka protes kalo aku pake baju kedodoran dan sandal teplek tanpa hak. Padahal nyaman banget lo! Sumpah….


Balik lagi ke masalah pulang kampung. Kebetulan Banyuwangi puannnnaaassssss baanget. Apalagi masuk daerah pesisir alias tepi pantai. Dan sudah terkenal kalo panasnya daerah pesisir itu benar-benar menghitamkan kulit. Kalo nggak percaya liat deh turis-turis yang yang sibuk menghitamkan kulit dengan berjemur di Pulau Bali yang kebetulan tetanggan banget sama Banyuwangi. Dan karena kebanyakan kluyuran pake motor, siang-siang, di daerah pantai pula, plus tanpa pelembab, hand body, ataupun sunblock alhasil kulitku yang sudah gelap semakin menghitam. Bukan hanya tangan tapi juga muka. Dan aku nggak menyadarinya. Halah………..abis keasyikan sih.

Padahal aku juga sempat ketemu sama orang baru yang cukup aku kagumi. Hisk….aku nggak bisa bayangkan saat dia pertama kali bertemu denganku dengan kulitku yang saannnnggggat item plus kusam sekusam pakaianku yang berwarna hitam. Mungkin dia pikir, “waduh…item banget nih orang”. Whatever….terserah dia mau mikir apa tentang penampilanku. Yang penting jadi diri sendiri.
Nyampe di Jakarta barulah aku sadar diri kalo aku bener-bener berubah. Apalagi tetangga sebelah rumah langsung teriak saat aku turun dari taxi, “Ya ampun tante ira……item banget”. Hiks….mulai tidak percaya diri. Mungkin hanya efek dari perjalan 24 jam. Setelah mandi tidur dan baru ketemu suami mendekati tengah malam masih belum ada komentar kedua. Dan saat bangun dan aku suah sibuk di dapur dia langung kaget, “Kamu kenapa kok kelihatan item banget”. Aku menyahuti pendek, “Kan dari sananya emang udah item”. Tanpa pikir panjang suamiku langsung tarik aku di depan kaca besar. “liat diri kamu di cermin. Ancur banget……Kulit item. Wajahmu juga nggak karuan. Liat ini! Belang!”, katanya sambil menunjukkan dua warna beda kulit wajahku yang terutup kerudung dan tidak tertutup. Baru nyadar…. Arrrrgghhhh….kepingin memcak-mencak sambil teriak-teriak, “emang aku pikirin”. Ribeeeetttttttttt

Sempat beberapa menit aku terdiam di depan cermin. Menyaksikan betapa hitamnya kulitku. Plisss…..help me teriaku dalam hati.
“Besok kamu kesalon”
“Males”
“Kenapa males”
“Mahal…juga antri. Mending uangnya buat beli buku”
“Nggak ada alasan”
Aku cuma garuk-garuk kepalaku yang nggak gatel. Dan urusan ke salon tertunda. beberapa hari. Hingga akhirnya….aku harus mendampingi suami ke sebuah acara yang mewajibkanku berdandan dan memakai pakaian rapi. Dan my Ghost…………….make up ku berantakan karena wajahku yang kusam banget dan membuat bedakku sama sekali nggak nempel. Wadohhhh………….

Dengan berat hati urusan ke salon untuk perawatan pun ku lakoni. Dan dokter kulit memvonis kulitku terbakar panas matahari. Parahhhhh!!!!! Dan aku aku harus mengeluarkan biaya ekstra buat mengembalikan kondisinya menjadi lebih baik. Hiks….hiks……jadi bayangkan seandainya aku bule. Dengan kulit terbakar, harga diri akan semakin tinggi karena berarti mempunyai uang banyak untuk berlibur di negara iklim tropis kayak Indonesia. Sayangnya aku cuma orang Jawa blasteran Makassar. 

Aku jadi berpikir. Ribet banget ya jadi perempuan. Kenapa harus selalu di tuntut sempurna. Kulit gosong diprotes. Wajah belang dikomentari. Jerawat muncul katanya males bersihin muka. Badan gendut dinilai doyan makan. Berat badan nambah katanya keliatan nggak seksi. Puissssiiingg………
Padahal sebenarnya aku orangnya nggak neko-neko dan masuk kategori orang yang nggak peduli sama penampilan. Menurutku perempuan itu lebih pantas dilihat dari otaknya, dari cara berpikirnya serta dari kepribadiannya. Ingat kan pepatah, “Jangan nilai buku dari sampulnya”. Ups….tapi bukankah perempuan itu merupakan symbol keindahan?

Gini maksudku. Jadi perempuan nggak perlu terlalu lebay…..memutihkan kulit sampe merah kayak kepiting rebus pake obat-obatan yang nggak jelas. Minum pil-pil yang nggak bermerk hanya untuk badan keliatan seksi. Suntik sana sini biar keliatan lebih menonjol dan berisi. Halah……yang penting menjadi diri sendiri. Bersih, rapi dan sopan serta pintar. Itu esensi wanita yang terpenting bagiku. Walaupun terkadang-kadang perlu sedikit warna untuk memperjelas keindahan kita tapi yang terpenting jangan berlebihan. Bukankah menjadi diri sendri dan apadanya itu penting….
Tapi gimana dengan kulitku yang menghitam. Huwadoooooooohhhhhhhhhhhh! Ada yang punya solusi?





3 komentar:

  1. Tetap penampilan harus diutamakan walau tak harus selalu mahal, apalagi suami sudah protes hehe.

    Tips dikit dariku ya, kalo mau pesan nih tipsnya nanti, saya merawat sendiri tanpa pernah kesalon mba dengan perawatan dari bali, yaitu Altara spa, wuih...scrub, masker, lulur, krim massagenay, bikin kulit halus dan bersih, mau coba mba, murmer banget alias murah meriah. Bukan promosi lho, cuma sharing aja.

    BalasHapus
  2. hhhmmmm....boleh juga tuh!! tenkyumbak!!!! cari langsung dachhhhh....mbak latif jual nggak?

    BalasHapus
  3. "Bersih, rapi dan sopan serta pintar. Itu esensi wanita yang terpenting"

    yuph... aq spakat dek :)

    Salam knal yaa

    BalasHapus